Proyek PT Lotte Chemical Indonesia senilai Rp59,37 triliun akhirnya akan segera rampung setelah enam tahun penundaan. Pabrik yang megah ini akan segera memulai produksi komersial pada bulan Maret 2025 di Cilegon. Kunjungan Menteri Investasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, ke lokasi pabrik pada Rabu (11/09) menegaskan kesiapan PT LCI untuk beroperasi.
Rosan sangat mengapresiasi kerja keras PT Lotte Chemical Indonesia dan dukungan dari pemerintah daerah dalam menyelesaikan pembangunan pabrik petrokimia ini hingga tahap akhir. “Pembangunan pabrik ini sudah hampir rampung, kurang lebih 98,7%. Kami harap bulan Maret nanti sudah bisa mulai produksi dan bulan Mei sudah bisa mulai ekspor,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (12/9).
PT LCI merupakan salah satu proyek investasi yang berhasil difasilitasi pemerintah pasca pembentukan Satuan Tugas Percepatan Investasi oleh Presiden Joko Widodo. Setelah mengalami kendala perizinan dan tumpang tindih lahan, proyek ini akhirnya bisa dilanjutkan kembali konstruksinya pada April 2022.
Proyek PT LCI mencakup pembangunan fasilitas petrokimia untuk memproduksi polypropylene serta produk hilir lainnya seperti butadiena, dan BTX (benzena, toluena, xilena). Produk-produk ini akan menjadi bahan baku penting bagi berbagai industri seperti pembuatan botol, ban, cat, peralatan medis, hingga pengusir serangga.
“Industri ini sangat penting untuk hilirisasi di Indonesia dan telah menyerap 14 ribu tenaga kerja, dengan hanya 4% dari Korea. Dari segi penyerapan tenaga kerja, teknologi, industrialisasi, dan ekspor, ini memberi dampak positif bagi Indonesia, terutama di daerah Cilegon,” tambah Rosan.
Pemerintah memberikan insentif super tax deduction hingga 200% bagi perusahaan yang berkontribusi dalam pengembangan pendidikan vokasi. Hal ini sebagai upaya Pemerintah Indonesia untuk memastikan bahwa tidak hanya perusahaan yang berkembang tetapi juga sumber daya manusia di Indonesia.
President Director PT LCI, Yim Dong Hee, mengapresiasi kehadiran Menteri Investasi/Kepala BKPM ke fasilitas produksi LCI. Menurutnya, langkah ini menunjukkan perhatian pemerintah terhadap perkembangan investasi di LCI. “Kami berterima kasih atas dukungan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia. Tahun depan, kami siap berproduksi dan berharap dapat kembali mengundang pemerintah ke sini,” tegasnya.
Investasi PT LCI tercatat sebagai penanaman modal asing (PMA) asal Malaysia, karena mayoritas pemegang saham adalah Lotte Chemical Titan Holding Bhd dari Malaysia. Selama 10 tahun terakhir, Malaysia menempati peringkat kelima sebagai negara asal Foreign Direct Investment (FDI) terbesar di Indonesia, dengan total investasi mencapai USD21,86 miliar. Sedangkan Korea Selatan, sebagai negara asal pemegang saham minoritas di PT LCI, menempati peringkat ketujuh dengan total investasi sebesar USD18,20 miliar.
Kehadiran kedua negara ini dalam proyek petrokimia strategis menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap potensi pertumbuhan ekonomi dan iklim investasi Indonesia. Semoga proyek ini dapat memberikan manfaat besar bagi Indonesia dan membuka peluang kerja bagi masyarakat.