Pasar saham di Indonesia dan Malaysia masih menunjukkan minat beli investor asing pada bulan ini, meskipun pemilik dana mulai mengurangi eksposur mereka di pasar Asia lainnya. Menurut Bloomberg, investor asing telah membeli saham senilai US$684 juta di Indonesia dan US$241 juta di Malaysia sejak awal Agustus hingga Kamis kemarin.
Kedua pasar ini diprediksi akan terus menerima investasi selama beberapa bulan ke depan. Di sisi lain, Filipina adalah satu-satunya negara di Asia yang masih mencatatkan minat beli dari investor asing sebesar US$105 juta selama bulan Agustus.
Namun, India mengalami arus keluar dana sebesar US$1,8 miliar, sementara Jepang dan Taiwan juga mengalami penjualan saham oleh investor asing. Analis Aletheia Capital, Nirgunan Tiruchelvam, menyebutkan bahwa Indonesia dan Malaysia bisa menjadi fokus investor di masa mendatang, terutama Malaysia dengan potensi ledakan pusat data yang besar.
Indonesia mendapat dampak positif dari disiplin fiskal dan pertumbuhan ekonomi yang stabil, sementara Malaysia memanfaatkan investasi besar di bidang kecerdasan buatan. Mata uang Ringgit dan Rupiah juga menunjukkan performa terbaik terhadap dolar AS di antara mata uang negara berkembang lainnya, karena meningkatnya kepemilikan obligasi negara oleh investor asing.
Meskipun demikian, potensi pasar Indonesia dan Malaysia dalam menarik investasi asing masih harus dipantau lebih lanjut, terutama dengan rencana penurunan suku bunga oleh Federal Reserve yang dapat mempengaruhi pasar negara berkembang secara keseluruhan. Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, dijadwalkan untuk memberikan pidato penting di Jackson Hole pada hari Jumat.
Saham-saham Indonesia dan nilai tukar Rupiah mengalami pelemahan pada hari Kamis akibat protes nasional terhadap perubahan undang-undang pemilu. Meski demikian, pasar saham kedua negara ini tetap menarik perhatian investor asing dan diharapkan dapat mempertahankan momentum positifnya dalam beberapa bulan ke depan.