Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) telah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk menghadapi lonjakan impor dari China. Hal ini disebabkan oleh kebijakan Presiden AS terpilih, Donald Trump, yang memberlakukan tarif bea masuk hingga 60% untuk produk-produk asal China. Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, mengungkapkan bahwa kebijakan tarif impor yang sedang disiapkan oleh Trump dapat memberatkan China secara signifikan.
“AS berencana memberlakukan tarif antara 10% hingga 60% untuk semua produk impor, terutama dari China. Ini akan berdampak besar pada perdagangan global. Produk-produk China akan terkena beban tarif bea masuk impor sebesar 60%, yang akan menggeser neraca perdagangan mereka,” ujar Susiwijono dalam sebuah wawancara di Jakarta.
Susiwijono juga menyoroti kemungkinan China untuk mengalihkan ekspornya ke negara lain, termasuk Indonesia, sebagai akibat dari kenaikan tarif impor yang diterapkan AS. Hal ini menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Terpilihnya Trump kembali berpotensi melanjutkan kebijakan “America First” yang pernah diterapkan selama masa jabatannya sebelumnya.
Meskipun demikian, Susiwijono melihat adanya dampak positif bagi Indonesia dari kenaikan tarif impor yang dilakukan AS. Salah satunya adalah kebijakan Inflation Reduction Act (IRA) yang dapat memberikan peluang bagi industri dalam negeri untuk berkembang.
“Kebijakan IRA ini memberikan kesempatan bagi industri Indonesia karena China tidak bisa lagi langsung mengekspor ke AS. Kita bisa memanfaatkan situasi global ini untuk keuntungan kita sendiri,” jelas Susiwijono.
Menjawab pertanyaan mengenai strategi Indonesia dalam menghadapi kebijakan AS ke depan, Susiwijono menyebut bahwa Indonesia telah menyampaikan beberapa hal dalam pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden China Xi Jinping. Pemerintah China memberikan respons positif terhadap langkah-langkah yang telah diambil oleh Indonesia.
“Dalam pertemuan antara Prabowo dan Xi Jinping, kita sudah membahas banyak hal terkait kebijakan ke depan. Respons dari pemerintah China sangat positif. Kita berharap hubungan kedua negara tetap harmonis dan saling menguntungkan,” tambah Susiwijono.
Dengan adanya kebijakan yang tengah dipersiapkan oleh AS terkait tarif impor, Indonesia perlu terus memantau perkembangan global dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi kepentingan ekonomi negara. Semoga kerjasama antara Indonesia dan China dapat terus meningkat dan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.