Kualitas pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir. Hal ini terlihat dari fakta bahwa meskipun ekonomi tumbuh, kelas menengah justru menurun dan jumlah masyarakat miskin serta rentan miskin meningkat. Menurut Anggota Dewan Ekonomi Nasional Arief Anshory Yusuf, penyebab pastinya masih perlu diteliti lebih lanjut. Namun, dia memiliki hipotesa bahwa hal tersebut disebabkan oleh tiga faktor.
Pertama, terkait dengan struktur perekonomian Indonesia. Meskipun pertumbuhan ekonomi cukup positif dan inklusif, struktur transformasi masih lemah. Arief menjelaskan bahwa dalam teori ekonomi pembangunan, struktur transformasi yang kuat ditunjukkan oleh pertumbuhan manufaktur yang tinggi. Namun, sektor manufaktur di Indonesia masih lemah dalam 15 tahun terakhir. Akibatnya, pertumbuhan tenaga kerja tidak bisa terserap di sektor manufaktur yang produktivitas tinggi. Sehingga, masyarakat cenderung bekerja di sektor tersier yang produktivitasnya kecil.
Faktor kedua adalah kapasitas negara yang lemah. Hal ini membuat masyarakat rentan terhadap berbagai guncangan. Kemampuan negara dalam melindungi masyarakatnya sangat tergantung pada kekuatan fiskal pemerintah. Rasio fiskal Indonesia rendah dan cenderung menurun, hanya sekitar 9-10%, dibandingkan dengan negara tetangga seperti Thailand yang mencapai 16%. Lemahnya perlindungan negara kepada rakyatnya diperparah dengan belanja sosial pemerintah yang sering tidak tepat sasaran.
Faktor ketiga adalah faktor ketidakberuntungan, seperti pandemi covid-19 dan konflik global Rusia-Ukraina. Pandemi menyebabkan banyak masyarakat kehilangan pekerjaan, sementara konflik global meningkatkan harga komoditas global. Hal ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang tidak menciptakan lapangan kerja.
Arief membandingkan kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia antara periode 2002-2019 dan 2019-2024. Pada periode 2002-2019, pertumbuhan ekonomi diiringi dengan peningkatan kesejahteraan, dengan penambahan jumlah kelas menengah dan penurunan jumlah masyarakat miskin. Namun, dalam lima tahun terakhir, kelas menengah menurun dan jumlah masyarakat miskin bertambah.
Secara keseluruhan, kondisi ekonomi Indonesia memerlukan perbaikan dalam struktur perekonomian, kapasitas negara, dan penanganan faktor ketidakberuntungan. Diperlukan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta melindungi masyarakat dari risiko-risiko ekonomi yang mungkin terjadi. Semoga dengan upaya-upaya tersebut, Indonesia dapat kembali menuju pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat.