Proyeksi daya beli masyarakat yang masih rendah di tahun 2025 memang menjadi tantangan bagi industri perbankan. Meskipun begitu, optimisme tetap terpancar dari sektor perbankan mengenai pertumbuhan permintaan pembiayaan dan kredit konsumsi. Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, daya beli masyarakat yang rendah diperkirakan akan berlanjut hingga tahun 2025 dan akan menjadi tantangan bagi pelaku usaha serta berdampak pada perbankan.
Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa penyaluran kredit perbankan ke segmen konsumsi tumbuh sebesar 9,8% year on year per Desember 2024, dengan nilai mencapai Rp 2.195,1 triliun. Meski angka ini tumbuh lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, namun sejumlah bankir menganggap masih terlalu dini untuk memproyeksikan arah permintaan kredit di tahun 2025. Mereka juga terus berdiskusi dengan regulator, seperti OJK, dalam menetapkan Rencana Bisnis Bank (RBB) 2025.
Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), Jahja Setiaatmadja, mengungkapkan bahwa meskipun belum dapat memprediksi apa yang akan terjadi di tahun 2025, BCA akan tetap berhati-hati dalam memberikan pinjaman. Faktor utama dalam penentuan kredit bukan hanya bunga tinggi atau rendah, melainkan adanya permintaan yang nyata dari masyarakat.
BCA berhasil menyalurkan kredit ke segmen konsumen sebesar Rp 223,7 triliun per Desember 2024, meningkat 12,4% secara tahunan dibandingkan tahun sebelumnya. Segmen properti atau mortgage menjadi kontributor terbesar pertumbuhan kredit konsumen BCA, diikuti oleh kredit kendaraan bermotor dan kredit perorangan.
Strategi BCA dalam mendorong pertumbuhan kredit konsumsi antara lain dengan menggelar BCA Expo setiap tahun. Ini menjadi kesempatan bagi masyarakat dan nasabah untuk mendapatkan kemudahan dan promo menarik. Sementara itu, Permata Bank juga optimistis dalam menargetkan pertumbuhan kredit di tahun 2025 dengan fokus pada berbagai segmen, termasuk KPR, KTA, Kartu Kredit, dan pembiayaan UMKM.
Direktur Consumer Banking Permata Bank, Djumariah Tenteram, menegaskan bahwa target pertumbuhan kredit tahun ini adalah dua digit. Melalui berbagai strategi, seperti menggelar Travel Fair, Permata Bank berharap dapat meningkatkan transaksi Kartu Kredit, terutama dalam segmen traveling, pemesanan tiket, dan hotel.
Peningkatan transaksi pengguna Kartu Kredit Permata Bank di luar negeri mencapai 30% tahun lalu, sementara penggunaan Kartu Kredit secara keseluruhan naik 20% pada tahun 2024. Djumariah optimis bahwa tren positif ini akan terus berlanjut, terutama dalam transaksi traveling dan layanan lainnya.
Dengan strategi yang terencana dan optimisme yang tinggi, sektor perbankan berharap dapat terus berkembang dan memberikan layanan yang terbaik bagi masyarakat. Meskipun proyeksi daya beli masyarakat masih rendah, namun dengan kerja sama yang baik antara bank dan regulator, diharapkan industri perbankan tetap mampu bertahan dan tumbuh di masa depan.