Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya pada Rabu lalu. Kabar ini tentu menjadi sorotan utama bagi pasar keuangan global. Menurut laporan CNBC International yang dirilis pada Kamis kemarin, The Fed memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25% hingga 4,5%.
Keputusan ini membuat biaya pinjaman di Amerika Serikat tetap tinggi, namun The Fed tetap berupaya untuk menekan laju inflasi. Sebelumnya, bank sentral AS memperkirakan akan ada dua kali pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin sebagai bagian dari proyeksinya untuk tahun ini. Diharapkan hal ini akan membawa suku bunga acuan ke kisaran 3,75% hingga 4% pada akhir tahun.
Namun, masih belum jelas kapan tepatnya pemotongan suku bunga tersebut akan dilakukan. Pasalnya, inflasi tahunan di AS mengalami peningkatan dari 2,5% menjadi 2,9% sejak September tahun lalu. Hal ini terjadi bersamaan dengan ketidakpastian terkait dampak inflasi yang mungkin ditimbulkan oleh tarif barang-barang dari China yang diusulkan oleh Presiden Donald Trump.
Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa bank sentral AS saat ini memasuki fase baru di mana mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pemotongan suku bunga lebih lanjut. Powell mengingatkan bahwa kebijakan moneter yang terlalu longgar dapat menghambat upaya untuk mengendalikan inflasi.
Survei ekonom CNBC menunjukkan bahwa 65% responden memperkirakan akan terjadi dua kali pemotongan suku bunga oleh The Fed, turun dari 78% dalam survei sebelumnya yang dilakukan pada bulan Desember tahun lalu. Meskipun perkiraan pemotongan suku bunga masih cukup tinggi, saat ini hanya ada 28% kemungkinan pemangkasan menurut CME FedWatch Tool, yang menggunakan data pasar untuk memprediksi keputusan suku bunga Federal Reserve.
Diperkirakan bahwa pemotongan suku bunga lebih mungkin terjadi pada akhir musim semi atau awal musim panas. Hal ini tentu akan membuat biaya pinjaman tetap tinggi untuk saat ini. Suku bunga acuan The Fed memiliki pengaruh langsung terhadap suku bunga pinjaman mobil, pinjaman pribadi, dan kartu kredit. Meskipun suku bunga hipotek lebih erat kaitannya dengan imbal hasil Treasury 10 tahun, namun suku bunga The Fed tetap memainkan peran tidak langsung yang signifikan.
Sejak September tahun lalu, The Fed telah melakukan pemangkasan suku bunga sebanyak tiga kali. Dimulai dengan penurunan 50 basis poin, diikuti oleh penurunan 25 basis poin pada November dan Desember, dengan total penurunan 1% selama tiga bulan tersebut. Langkah ini telah memberikan sedikit keringanan bagi masyarakat AS dalam pembayaran utang bulanan mereka, serta menurunkan biaya untuk pinjaman baru dan pembiayaan mobil sekaligus memberikan keringanan pada saldo kartu kredit.
Tentu saja, keputusan The Fed dalam menentukan suku bunga acuan tidaklah mudah. Mereka harus mempertimbangkan berbagai faktor ekonomi dan politik yang mempengaruhi kestabilan pasar keuangan. Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya dari kebijakan moneter The Fed dalam menghadapi tantangan inflasi dan pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.