Debat ketiga Pilkada Jakarta telah berlangsung pada Minggu (17/11) yang lalu. Kali ini, tema yang diangkat adalah Lingkungan Perkotaan dan Perubahan Iklim. Para pasangan calon (paslon) menyampaikan gagasan dan kebijakan mereka terkait penanganan banjir di Jakarta, yang tentu saja menarik perhatian banyak orang. Selain itu, isu ruang terbuka hijau dan pembahasan mengenai Ibu Kota Nusantara (IKN) juga menjadi sorotan dalam debat tersebut.
Pertanyaan yang muncul setelah debat adalah, program mana yang paling realistis untuk warga Jakarta? Dan siapa yang berhasil unggul dalam debat kali ini? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, KompasTV menghadirkan sejumlah narasumber yang kompeten, seperti Mulya Amri dari tim Ridwan Kamil–Suswono, M. Ikhsan Tualeka dari tim sukses Dharma Pongrekun–Kun Wardana, Chico Hakim dari tim sukses Pramono Anung–Rano Karno, serta Agung Baskoro sebagai pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Trias Politika.
Menarik sekali mendengar pandangan para narasumber tentang debat tersebut. Mereka memberikan analisis yang mendalam dan memberikan pandangan yang berbeda-beda. Tentu saja, hal ini membuat kita semakin penasaran siapa yang sebenarnya berhasil tampil lebih baik dalam debat tersebut.
Dari segi program, semua paslon tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun, yang pasti, warga Jakarta tentu menginginkan program yang paling realistis dan dapat memberikan solusi nyata terhadap masalah-masalah yang dihadapi, terutama terkait dengan lingkungan perkotaan dan perubahan iklim.
Tentu saja, dalam debat tersebut, setiap paslon berusaha menunjukkan kemampuan dan keunggulan mereka. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah siapa yang sebenarnya berhasil unggul dalam debat tersebut. Apakah Ridwan Kamil–Suswono, Dharma Pongrekun–Kun Wardana, atau Pramono Anung–Rano Karno yang berhasil memberikan jawaban-jawaban yang memuaskan dan meyakinkan?
Memang, dalam sebuah debat, bukan hanya soal kemampuan berbicara yang penting, tetapi juga kemampuan untuk memberikan solusi yang tepat dan nyata. Maka dari itu, warga Jakarta tentu akan memilih paslon yang mampu memberikan solusi yang paling realistis dan efektif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
Dengan demikian, debat ketiga Pilkada Jakarta telah memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana visi dan misi masing-masing paslon dalam menangani masalah lingkungan perkotaan dan perubahan iklim. Tinggal menunggu hasil akhir dari pemilihan nanti untuk melihat siapa yang akan dipilih oleh warga Jakarta sebagai pemimpin mereka selama periode mendatang. Semoga pemimpin yang terpilih dapat memberikan yang terbaik untuk Jakarta dan masyarakatnya.