Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), Supari, mengungkapkan bahwa pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengalami penurunan omzet secara signifikan. Supari telah melakukan kunjungan ke berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Makassar hingga Padang, dan mendapati bahwa pelaku UMKM selalu mengeluhkan penurunan pendapatan mereka.
Menurut Supari, omzet pelaku UMKM turun sebesar 40-60% di pasar-pasar yang ia kunjungi. Hal ini menjadi perhatian serius bagi kita semua. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat sejak tahun lalu, terutama setelah pemerintah menghentikan bantuan sosial (bansos) pandemi Covid-19.
Supari berpendapat bahwa penyaluran tambahan bansos sebesar Rp100 triliun sangat diperlukan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan menggerakkan kembali perekonomian nasional. Dia yakin bahwa program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, seperti program makan bergizi gratis yang melibatkan UMKM, akan membantu meningkatkan omzet pelaku UMKM.
Meskipun demikian, Supari optimis bahwa berbagai program prioritas pemerintah akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satunya adalah optimalisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mendukung program makan bergizi gratis. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan, menjelaskan bahwa KUR akan mendukung pembiayaan bagi pelaku usaha di sektor makanan dan minuman.
Program ini tidak hanya akan menyasar pelaku usaha mamin di hilir, tetapi juga petani, peternak, dan nelayan di hulu yang menjadi penyedia bahan baku makanan bergizi gratis. Dengan dukungan skema KUR Mikro dan KUR Kecil, diharapkan program ini dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.
Dengan adanya upaya kolaborasi antara pemerintah, perbankan, dan pelaku UMKM, diharapkan situasi perekonomian dapat membaik dan pertumbuhan ekonomi menjadi lebih positif. Semua pihak harus bekerja sama untuk mendukung pemulihan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.