PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) berhasil mendapatkan kontrak baru senilai Rp9,6 triliun pada tahun 2024. Meskipun jumlahnya mengalami penurunan dari realisasi tahun sebelumnya yang mencapai Rp16,9 triliun, namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat perusahaan dalam menghadapi tantangan keuangan dan keterbatasan aktivitas tender tahun lalu.
Ermy Puspa Yunita, Sekretaris Perusahaan Waskita Karya, menjelaskan bahwa kontrak baru tersebut didapat dari BUMN/BUMD sebesar 43,3%, kontribusi pemerintah sebesar 34,95%, dan sisa nya berasal dari pengembangan usaha sebesar 21,8%. “Kami saat ini sedang fokus menyelesaikan beberapa proyek yang sedang berjalan untuk mendukung pendapatan perusahaan dan kami berkomitmen untuk menyelesaikan proyek-proyek tersebut tepat waktu,” ujarnya kepada Bisnis pada Rabu (5/2/2025).
Ermy menambahkan bahwa Waskita juga tengah berupaya untuk beradaptasi dengan perubahan di industri konstruksi ke depan. Dengan rekam jejak dan kapabilitas yang dimiliki, perseroan yakin dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan infrastruktur. Pada tahun 2025, Waskita menargetkan pertumbuhan nilai kontrak baru di segmen konektivitas dan sumber daya air. “Kami optimis bahwa pertumbuhan nilai kontrak baru akan terjadi sambil tetap mendukung program-program strategis pemerintah,” tambahnya.
Selain itu, WSKT juga akan menjajaki pasar dalam proyek-proyek BUMN/BUMD dan proyek swasta untuk mencapai target nilai kontrak baru di tahun 2025. Namun, Ermy belum dapat memberikan detail mengenai target pertumbuhan yang ditetapkan oleh WSKT. Dalam perkembangan terbaru, Ermy juga mengungkapkan bahwa ada dua proyek bendungan yang akan segera diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto, yaitu Bendungan Rukoh di Aceh dan Bendungan Jlantah di Jawa Tengah.
Dia menyatakan bahwa kedua bendungan tersebut diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian dan mendukung swasembada pangan. Misalnya, Bendungan Rukoh di Aceh akan mengairi lahan irigasi seluas 11.950 hektare dengan pola tanam padi-palawija dan intensitas tanam mencapai 300%. Sementara Bendungan Jlantah akan menyuplai air ke lahan persawahan seluas 1.494 hektare di Kecamatan Jatiyoso dan Jumapolo.
Keberadaan bendungan ini diharapkan dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 172% menjadi 272% pada lahan seluas 806 hektare. “Waskita terus bekerja keras dalam berbagai proyek bendungan yang memiliki manfaat sesuai dengan visi Presiden,” kata Ermy.
Dengan semangat dan komitmen yang tinggi, Waskita Karya terus berusaha untuk memberikan kontribusi yang positif dalam pembangunan infrastruktur dan pertanian di Indonesia. Semoga dengan kerja keras dan inovasi yang terus dilakukan, Waskita dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan negara.