Harga minyak mentah dunia melonjak 2 persen pada perdagangan Senin (13/1) lalu. Kenaikan ini terjadi akibat sanksi baru yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap minyak Rusia. Sanksi tersebut diyakini akan berdampak besar terhadap ekspor minyak mentah Rusia ke China dan India, dua pembeli utama mereka.
Harga minyak mentah Brent naik sebesar US$1,48 atau 1,86 persen menjadi US$81,24 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS juga mengalami kenaikan sebesar US$1,53 atau 2 persen menjadi US$78,10 per barel. Sejak 8 Januari 2025, harga minyak Brent dan WTI telah meningkat lebih dari 6 persen.
Pada Jumat lalu, Departemen Keuangan AS memberlakukan sanksi yang lebih luas terhadap minyak Rusia. Sanksi baru ini mencakup produsen Gazprom Neft, Surgutneftegas, serta 183 kapal yang telah mengirimkan minyak Rusia. Tujuan dari sanksi tersebut adalah untuk menghambat pendapatan Moskow yang diduga digunakan untuk mendanai konflik di Ukraina.
Diperkirakan bahwa ekspor minyak Rusia akan sangat terpengaruh oleh sanksi baru ini. Analisis menunjukkan bahwa Tiongkok dan India, dua importir terbesar minyak di dunia, kemungkinan akan beralih ke pasokan minyak mentah dari Timur Tengah, Afrika, dan Amerika. Hal ini berpotensi meningkatkan harga dan biaya pengiriman minyak.
“Sanksi baru yang diberlakukan oleh pemerintahan yang akan berakhir (Presiden AS Joe Biden) merupakan tambahan risiko bagi pasokan minyak, yang menambah ketidakpastian pada prospek kuartal pertama,” kata analis RBC Capital seperti dilansir Reuters.
Serangkaian sanksi terbaru juga mencakup kapal-kapal yang mengangkut 1,5 juta barel minyak mentah Rusia setiap hari. Dari jumlah tersebut, sebanyak 750 ribu barel per hari diekspor ke Tiongkok dan 350 ribu barel per hari ke India. Para analis memperkirakan bahwa peningkatan jumlah kapal tanker yang terkena sanksi karena mengangkut minyak Rusia dapat menjadi hambatan logistik utama bagi pasokan minyak mentah setelah invasi.
Dengan adanya sanksi baru ini, pasar minyak mentah dunia diprediksi akan terus mengalami ketidakpastian dalam waktu dekat. Pengaruhnya tidak hanya dirasakan oleh Rusia, tetapi juga oleh negara-negara pengimpor minyak utama seperti Tiongkok dan India. Semua pihak diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan ini demi menjaga stabilitas pasar minyak mentah global.