Harga minyak mentah di pasar spot mengalami penurunan hari ini, Selasa (20/6/2024), karena permintaan China yang lemah terhadap minyak dan potensi gencatan senjata di Gaza. Harga minyak brent turun tipis 0,07% menjadi US$77,6 per barel, sedangkan harga minyak WTI melemah 0,49% menjadi US$74 per barel dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya.
Pembicaraan gencatan senjata di Gaza yang berlangsung kemarin dianggap sebagai kesempatan terbaik untuk mencapai kesepakatan, namun juga memberikan tekanan pada harga minyak. Permintaan dari China juga menjadi faktor utama, dengan pembicaraan gencatan senjata Gaza yang bersifat sesekali cenderung menghasilkan sentimen yang singkat dan berubah-ubah.
Data ekonomi China yang dirilis minggu lalu menunjukkan penurunan harga rumah yang lebih cepat daripada dalam sembilan tahun terakhir, serta pemotongan tajam dalam tingkat pemrosesan kilang pada bulan Juli akibat permintaan bahan bakar yang lemah di China. Sentimen pasar beberapa hari terakhir menunjukkan bahwa ekonomi China tidak akan pulih secepat yang diperkirakan.
Para ahli seperti Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates dan Hiroyuki Kikukawa dari NS Trading mengungkapkan kekhawatiran tentang permintaan yang lambat di China yang menyebabkan penurunan harga minyak. Pasar juga menantikan keputusan bank sentral AS (The Fed) mengenai pemotongan suku bunga pada bulan September, yang dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi dan harga minyak.
Dengan adanya berbagai faktor yang memengaruhi harga minyak, para pelaku pasar harus tetap waspada dan mengikuti perkembangan terkini. Semua mata tertuju pada China dan keputusan bank sentral AS dalam menentukan arah harga minyak ke depan. Semoga situasi ekonomi global segera membaik dan memberikan stabilitas bagi pasar minyak dunia.