Perkumpulan Srikandi Kreatif Indonesia (Persikindo) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendorong dinas pendidikan setempat agar memperkenalkan pembelajaran menenun kain tenun tradisional babel di sekolah menengah kejuruan (SMK), untuk meningkatkan keterampilan para perajin tenun. Menurut Ketua DPD Persikindo Kepulauan Babel, Isnawaty, saat ini hanya ada 20 penenun cual yang semuanya sudah lanjut usia.
Isnawaty menyatakan bahwa pengembangan UMKM kerajinan tenun cual di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terhambat oleh keterbatasan sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, ia berharap agar Dinas Pendidikan Kepulauan Babel dapat mengintegrasikan pembelajaran ekstrakurikuler menenun ke dalam kurikulum SMK di seluruh daerah.
“Kami berharap pemerintah dapat mendukung setiap SMK untuk menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler menenun, sehingga generasi muda tertarik untuk mempelajari seni menenun kain cual ini,” ujarnya. Menurut Isnawaty, dengan adanya pembelajaran menenun di sekolah, generasi muda akan semakin mencintai dan tertarik pada seni tenun cual.
“Dengan hanya tujuh persen siswa dari 700 siswa di satu sekolah yang mencintai tradisi menenun, itu sudah cukup bagus untuk memajukan UMKM kerajinan tenun cual,” katanya. Isnawaty juga menyebutkan bahwa permintaan kain tenun cual baik di pasar lokal maupun internasional semakin tinggi, terutama setelah Pemda Kepulauan Babel mewajibkan ASN menggunakan pakaian tenun cual.
“Ibaratnya, kemarin ada turis dari Jakarta yang memesan baju berbahan tenun cual karena tertarik dengan keindahannya,” ujarnya. Dengan demikian, upaya untuk mengenalkan seni tenun cual kepada generasi muda diharapkan dapat meningkatkan minat dan kemampuan dalam bidang tersebut.