Ratusan warga Palestina melakukan protes atas perlakuan terhadap tahanan di penjara-penjara Israel pada Sabtu (3/8). Para tahanan dilaporkan mengalami pelecehan dan penyiksaan oleh pihak Israel. Kerabat para tahanan mengangkat foto mereka dan mengibarkan bendera Palestina selama demonstrasi di Ramallah dan Nablus di Tepi Barat yang diduduki. “Bahkan jika seluruh dunia tunduk, kami tidak akan mengakui Israel,” teriak para pengunjuk rasa di Ramallah.
Ribuan warga Palestina telah ditahan di Gaza, Tepi Barat, dan Israel sejak dimulainya perang antara Israel dan Hamas pada Oktober. Banyak dari mereka ditahan secara rahasia dan mengalami perlakuan yang mungkin setara dengan penyiksaan, menurut laporan OHCHR. “Selama 10 bulan, kami tidak mengetahui apa pun tentang putra-putra kami. Kami ingin melihat mereka, mengetahui situasi mereka,” kata Latifa Abu Hamid, ibu dari empat tahanan yang semuanya dijatuhi hukuman seumur hidup.
Menurut Prisoners Club, sekitar 9.700 warga Palestina saat ini berada di penjara-penjara Israel, termasuk ratusan yang ditahan secara administratif. Penangkapan telah meningkat dua kali lipat sejak 7 Oktober dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan OHCHR menyebutkan bahwa sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, ribuan warga Palestina telah dibawa dari Gaza ke Israel, dengan kondisi yang tidak manusiawi.
Kepala Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk mengatakan bahwa Israel telah melakukan tindakan mengerikan terhadap para tahanan, termasuk waterboarding dan pelepasan anjing ke tahanan. Meskipun Israel menolak laporan tersebut, mereka mengklaim bahwa penjara mereka dijalankan sesuai dengan hukum internasional.
Laporan PBB tersebut dirilis setelah polisi militer Israel menginterogasi tentara yang dicurigai melakukan pelecehan seksual terhadap tahanan Palestina. Ummu Abdullah Hamed, dalam demonstrasi di Ramallah, merinci bagaimana saudara lelakinya, putra, dan keponakannya dijatuhi hukuman beberapa dekade. “Kami merasa seperti keluarga tahanan mana pun,” ucap Abdullah Hamed.
Serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan menewaskan banyak warga sipil. Militan juga menyandera puluhan orang, beberapa di antaranya masih ditawan di Gaza. Kampanye militer balasan Israel di Gaza telah menimbulkan korban jiwa yang tinggi.
Situasi ini menunjukkan perlunya perhatian dunia internasional untuk menyelesaikan konflik antara Israel dan Palestina, serta perlindungan hak asasi manusia bagi semua pihak yang terlibat. Semoga perdamaian dan keadilan dapat terwujud di wilayah tersebut.