Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal medis Inggris, The Lancet pada Jumat (5/7) minggu lalu menunjukkan bahwa angka kematian di Gaza sebenarnya jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan. Menurut penelitian tersebut, jumlah korban tewas akibat agresi Israel terhadap Jalur Gaza bisa melebihi 186 ribu orang, atau sekitar 8% dari seluruh populasi Gaza. Saat ini, angka resmi korban tewas yang dicatat oleh otoritas kesehatan Gaza adalah 38.200 orang. Namun, penelitian itu menyimpulkan bahwa ribuan kematian lainnya mungkin tidak tercatat, termasuk orang-orang yang masih tertimbun di reruntuhan bangunan dan yang meninggal karena dampak langsung konflik, seperti kekurangan gizi, penyakit, dan akses terbatas terhadap perawatan medis.
“Angka korban tewas yang dilaporkan kemungkinan lebih rendah dari yang sebenarnya. Airwars melakukan evaluasi mendetail terhadap insiden-insiden di Jalur Gaza dan menemukan bahwa tidak semua korban yang teridentifikasi terdaftar dalam daftar otoritas setempat,” demikian kata penelitian dari The Lancet. Selain itu, PBB memperkirakan bahwa sekitar 35% bangunan di Jalur Gaza telah hancur hingga Februari 2024, sehingga kemungkinan terdapat lebih dari 10.000 jenazah yang masih tertimbun di reruntuhan tersebut.
Selain bom Amerika Serikat yang dipasok ke Israel, yang menyebabkan jumlah korban tewas tinggi, juga merupakan faktor utama dalam situasi krisis ini. Bom-bom tersebut tidak hanya membunuh secara langsung, tetapi juga merusak infrastruktur penting di Jalur Gaza, memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah buruk. Hancurnya fasilitas kesehatan, distribusi makanan, dan sistem sanitasi membuat warga Gaza yang masih hidup terpaksa hidup dalam kondisi sulit.
“Jumlah korban tewas diperkirakan besar karena intensitas konflik, kerusakan infrastruktur, kelangkaan bahan makanan, air bersih, dan tempat tinggal, serta ketidakmampuan warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman dan kehilangan pendanaan dari UNRWA,” demikian disampaikan dalam penelitian The Lancet. Kondisi hancurnya Gaza semakin mempersulit upaya untuk mengumpulkan data tentang korban tewas secara akurat.
Israel terus melanjutkan serangan mereka terhadap Jalur Gaza, menyebabkan kehancuran yang semakin meluas. Meskipun Mahkamah Internasional telah memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militer mereka di kota Rafah di Gaza selatan, di mana lebih dari sejuta warga sipil mencari perlindungan dari perang, serangan terus berlanjut.
Kondisi di Gaza sangat memprihatinkan, dengan warga yang mengalami kesulitan mendapatkan bantuan dan bantuan kemanusiaan yang mereka butuhkan. Kita semua berharap agar situasi di Gaza segera berakhir, dan perdamaian serta keadilan dapat didapatkan oleh rakyat Palestina. Semoga dunia internasional turut peduli dan membantu meringankan penderitaan yang mereka alami.